Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga (tradisional: 倚天屠龍記; sederhana: 倚天屠龙记; pinyin: Yǐ Tiān Tú Lóng Jì) adalah novel silat karangan Jin Yong, merupakan bagian ketiga dari Trilogi Rajawali. Pertama kali diterbitkan sebagai serial di harian Ming Pao bulan Juli tahun 1961.[1]
Sebagaimana novel Trilogi Rajawali lainnya, kisah ini telah berulang kali diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan media diantaranya film, serial televisi serta komik.
Walaupun dimaksudkan sebagai bagian terakhir dari Trilogi Rajawali, namun jarak waktu dengan kedua novel sebelumnya adalah lebih dari 100 tahun, sehingga tidak berkaitan langsung. Novel ini lebih menekankan pada intrik antara partai sesat dan partai lurus, kemunafikan partai yang dianggap lurus serta kiprah tokoh utamanya, Zhang Wuji (Thio Boe Ki), dalam membela partai yang dianggap sesat dan menyatukan perpecahan di kalangan dunia persilatan sehingga dapat melawan penjajah.
Latar belakang dimulai pada zaman Dinasti Yuan, setelah kota Siangyang akhirnya jatuh ke tangan Mongol. Cerita berkisar seputar dua senjata sakti yang bernama Pedang Langit (倚天劍) dan Golok Pembunuh Naga (屠龍刀), yang diperebutkan di dunia persilatan. Kedua senjata tersebut berasal dari pedang baja milik pendekar rajawali, Yang Guo (Yo Ko), dan dibuat atas permintaan Huang Rong (Oey Yong) dan Guo Jing (Kwee Ceng), pendekar besar dalam dua novel sebelumnya. Golok pembunuh naga telah jatuh ke tangan Xie Xun yang berjulukan "Singa emas dari partai sesat Ming", sedangkan Pedang Langit ada di partai Gobi. Pendiri partai Gobi itu sendiri ialah putri dari pendekar Guo Jing dan Huang Rong yaitu Guo Xiang (Kwee Siang).
Thio Boe Ki / Zhang Wuji, adalah anak dari pendekar aliran lurus Butong / Wutang, yaitu Thio Cui San / Zhang Cuisan. Ayah Boe Ki adalah murid dari Thio Sam Hong / Zhang Sanfeng. Sementara ibunya, In So So / Yin Susu, berasal dari partai Elang Langit yang dianggap sesat. Thio Boe Ki lahir di pulau terpencil di sebelah utara Tiongkok setelah orang tuanya terdampar dan terisolasi di pulau tersebut bersama ayah angkatnya Xie Xun. Xie Xun adalah orang yang paling dicari di dunia persilatan karena dianggap telah membunuh tetua dari berbagai partai dan menyimpan Golok Pembunuh Naga. Saat kembali ke Tiongkok daratan, orang tua Boe Ki meninggal bunuh diri di depan matanya karena menolak paksaan para pendekar dunia persilatan untuk menunjukkan keberadaan Xie Xun dan Golok Pembunuh Naga.
Petualangan Boe Ki membawanya mempelajari kitab Kiu Yan Cin Keng / Jiuyang Zhen Jing (Tenaga 9 Yang / Matahari), membantu resolusi konflik antara Sekte Ming dengan enam perguruan aliran lurus yang ingin menghabiskan Sekte Ming yang dianggap sesat. Ia mendapat kehormatan untuk menjadi ketua Sekte Ming. Di partai Ming Thio Boe Ki menemukan ruangan yang berisi kitab jurus turun temurun partai Ming, setelah berhasil menguasai ilmu "Menaklukkan Langit dan Bumi". Xie Xun yang selama ini dianggap sebagai musuh bersama dunia persilatan karena membunuh tetua aliran lurus, ternyata hanya korban dari gurunya sendiri yaitu Seng Kun, yang bersembunyi di Shao Lin dan berkomplot dengan Mongol untuk mengadu domba antar pendekar dan perguruan silat. Selain konflik antar perguruan silat, Boe Ki juga terlibat urusan asmara dengan empat perempuan yang mencintainya, diantaranya Tio Beng (Zhao Min) yang juga menimbulkan polemik karena Tio Beng / Zhao Min ternyata adalah putri Minmin Termur dari Mongolia.
Novel ini telah mengalami 2 kali revisi yang dilakukan oleh penulisnya sendiri, Jin Yong. Revisi pertama dilakukan pada tahun 1970, dan revisi berikutnya terjadi 35 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005. Secara garis besar cerita tidak mengalami perubahan, tapi jika membaca dari versi awal, akan tahu bedanya dan banyak bagian mengalami perubahan. Perubahan ada dalam tokoh-tokoh dan juga alur cerita, karena dengan hilangnya tokoh tentu cerita akan berubah.
Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga juga telah diadaptasi ke dalam versi serial komik manhua, dengan ilustrasi dilukis oleh Ma Wing-shing dan Jin Yong tertulis sebagai penulis cerita. Pada tahun 2002, ComicsOne menerbitkan terjemahan Bahasa Inggris dari cerita ini dengan judul Heaven Sword & Dragon Sabre.
Pada tahun 2000, Softworld meluncurkan sebuah permainan video RPG berdasarkan cerita novel ini. Permainan diakhiri setelah pertarungan di Puncak Terang (Guang Mingding). Pada tahun 2004, Softworld juga memproduksi permainan video RPG berdasarkan kisah ini juga.
Walaupun Kisah ini dimaksudkan sebagai bagian terakhir dari Trilogi Rajawali, namun jarak waktu dengan kedua novel sebelumnya adalah lebih dari 100 tahun (woooowww), sehingga tidak berkaitan langsung. Novel ini lebih menekankan pada intrik antara partai sesat dan partai lurus, kemunafikan partai yang dianggap lurus serta kiprah tokoh utamanya Thio Boe Ki dalam membela partai yang dianggap sesat dan menyatukan perpecahan di kalangan dunia persilatan sehingga dapat melawan penjajah.
- Hoa san Lunkiam (Pertikaian Tokoh-Tokoh Persilatan)
- Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Eng Hiong)
- Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Hiap Lu)
- Sin Tiaw Thian Lam (lanjutan Sin Tiaw Hiap Lu)
- Biruang Salju (lanjutan Sin Tiaw Thian Lam)
- Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga
- Hoa san Lunkiam (Pertikaian Tokoh-Tokoh Persilatan)
- Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Eng Hiong)
- Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Hiap Lu)
- Sin Tiaw Thian Lam (lanjutan Sin Tiaw Hiap Lu)
- Biruang Salju (lanjutan Sin Tiaw Thian Lam)
- Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga
Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga (TO LIONG TO)
- Hoa san Lunkiam (Pertikaian Tokoh-Tokoh Persilatan)
- Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Eng Hiong)
- Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali (Sin Tiauw Hiap Lu)
- Sin Tiaw Thian Lam (lanjutan Sin Tiaw Hiap Lu)
- Biruang Salju (lanjutan Sin Tiaw Thian Lam)
- Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga